09/02/2025 | Press release | Distributed by Public on 09/01/2025 21:12
Pembukaan |
% Perubahan |
|
EURUSD |
1.1710 |
-0.11% |
GBPUSD |
1.3542 |
-0.10% |
AUDUSD |
0.6551 |
-0.18% |
NZDUSD |
0.5894 |
-0.08% |
USDJPY |
147.17 |
0.28% |
USDCHF |
0.8002 |
0.16% |
USDCAD |
1.3750 |
0.02% |
GOLDUD |
3,475.90 |
0.95% |
COFU |
63.95 |
1.50% |
USD/IDR |
16,458 |
0.00% |
Selasa, 02 September 2025 - Harga minyak pagi ini terpantau bergerak menguat didukung oleh sentimen dari eskalasi aksi saling serang Rusia dan Ukraina yang berpotensi mengancam pasokan minyak Rusia. Meski demikian, dukungan China dan Rusia terhadap Iran, serta dimulainya kembali ekspor minyak Suriah menjadi katalis yang membatasi pergerakan harga lebih lanjut.
Serangan drone Ukraina dalam beberapa minggu terakhir yang menargetkan fasilitas energi utama di Rusia telah melumpuhkan fasilitas yang menyumbang setidaknya 17% dari kapasitas pemrosesan minyak Rusia, atau sekitar 1,1 juta barel per hari, ungkap perhitungan Reuters pada hari Senin. Aksi saling serang antara Rusia dan Ukraina yang semakin intens memicu kekhawatiran akan memperketat pasokan minyak global.
Dukungan lainnya datang dari Sudan yang telah memulai penutupan fasilitas minyak Heglig pasca serangan drone pada tanggal 26 dan 30 Agustus lalu, yang dituduh dilakukan oleh pasukan RSF, ungkap isi surat yang dikirim oleh Kementerian Energi Sudan kepada mitranya di Sudan Selatan. Heglig, yang terletak di sepanjang perbatasan selatan Sudan, merupakan lokasi fasilitas pemrosesan utama minyak Sudan Selatan yang memasok sekitar 100.000 dan 150.000 barel minyak per hari ke Sudan untuk diekspor lebih lanjut.
Sementara itu, anggota tetap Dewan Keamanan PBB, China dan Rusia, mendukung Iran pada hari Senin dalam menolak langkah negara-negara Eropa untuk menerapkan kembali sanksi PBB terhadap Teheran yang telah dilonggarkan satu dekade lalu berdasarkan perjanjian nuklir. Berita tersebut memicu harapan akan mendukung pelonggaran sanksi yang berpotensi mengurangi tekanan terhadap Iran, terutama dalam sektor perminyakan.
Turut membebani harga, Suriah mengekspor sekitar 600.000 barel minyak pada hari Senin dari pelabuhan Tartus yang menandai ekspor resmi minyak Suriah pertama dalam hampir 14 tahun, kata seorang pejabat Kementerian Energi. Suriah terakhir kali tercatat mengekspor 380.000 barel minyak per hari pada tahun 2010, sebelum dihentikan secara total yang dipicu oleh perang saudara akibat pemerintahan Bashar al-Assad. Kembalinya barel minyak Suriah juga mengindikasikan tambahan pasokan ke pasar global.
Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak berpotensi menemui posisi resistance terdekat di level $67 per barel. Namun, apabila menemui katalis negatif maka harga berpotensi turun ke support terdekat di level $62 per barel.
Jam |
Data |
Aktual |
Ekspektasi |
Sebelumnya |
20:45 |
USA - S&P Global Manufacturing PMI Final |
53.3 |
49.8 |
|
21:00 |
USA - ISM Manufacturing PMI |
49 |
48.0 |
|
21:10 |
USA - RCM/TIPP Economic Optimism Index |
51.8 |
50.9 |