06/13/2025 | Press release | Distributed by Public on 06/12/2025 21:56
Pembukaan |
% Perubahan |
|
EURUSD |
1.1581 |
0.28% |
GBPUSD |
1.3612 |
0.14% |
AUDUSD |
0.6532 |
-0.70% |
NZDUSD |
0.6067 |
-0.41% |
USDJPY |
143.47 |
-0.42% |
USDCHF |
0.8101 |
-0.58% |
USDCAD |
1.3668 |
-0.06% |
GOLDUD |
3,383.90 |
1.47% |
COFU |
68.90 |
11.12% |
USD/IDR |
16,232 |
0.00% |
Jumat, 13 Juni 2025 - Pada penutupan pekan pagi ini harga minyak terpantau bergerak terkoreksi bullish lebih dari 11 persen pasca serangan Israel terhadap Iran yang memicu potensi perang baru di wilayah Timur Tengah. Selain itu, meredanya ketegangan dagang AS - China juga turut menjadi katalis positif bagi harga minyak.
Menteri Pertahanan Israel Katz pada Jumat pagi menyatakan telah melancarkan operasi "Rising Lion" yang menargetkan fasilitas nuklir, pabrik rudal balistik, dan komandan militer Iran. Katz juga menambahkan bahwa operasi tersebut akan terus berlanjut selama beberapa hari yang diperlukan sebagai upaya untuk mencegah Teheran membangun senjata atom. Pasca serangan tersebut, Israel menetapkan keadaan darurat nasional, dan unit pertahanan udara Israel bersiaga tinggi untuk kemungkinan serangan balasan dari Iran.
Iran berencana memberikan tanggapan keras terhadap serangan Israel yang dilancarkan pada Jumat pagi, dan rincian pembalasan saat ini sedang dibahas di tingkat tertinggi, ungkap sumber keamanan Iran. Selain itu, sumber tersebut juga menyatakan bahwa Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei masih hidup dan terus diberi pengarahan tentang situasi tersebut.
Dukungan lainnya datang dari meredanya ketegangan dagang antara AS dengan China pasca pernyataan resmi yang disampaikan oleh Lin Jian, juru bicara kementerian luar negeri, pada konferensi pers hari Kamis yang menegaskan bahwa China selalu menepati janjinya dan kedua belah pihak perlu mematuhi konsensus yang telah dicapai.
Sementara itu, JP Morgan pada hari Kamis merilis proyeksi terbaru pasar minyak dengan mempertahankan perkiraan dasar untuk harga minyak agar tetap berada di kisaran $60-an rendah hingga menengah hingga tahun 2025 dan $60 pada tahun 2026, tetapi mengatakan skenario terburuk tertentu dapat menyebabkan harga melonjak hingga dua kali lipat dari level tersebut.
Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak berpotensi menemui posisi resistance terdekat di level $77 per barel. Namun, apabila menemui katalis negatif maka harga berpotensi turun ke support terdekat di level $72 per barel.
Jam |
Data |
Aktual |
Ekspektasi |
Sebelumnya |
21:00 |
USA - Michigan Consumer Sentiment |
53.5 |
52.2 |
|
21:00 |
USA - Michigan Inflation Expectations |
6.6% |
6.6% |