08/08/2025 | Press release | Archived content
Yaoundé, Kamerun - Suasana libur menjelang tahun ajaran baru tidak menyurutkan semangat mahasiswa Institut Catholique Polyvalent de Mbalmayo (ICPM) untuk mengikuti kuliah umum yang dibawakan oleh Duta Besar Republik Indonesia pertama untuk Kamerun, Y.M. Agung Cahaya Sumirat bertempat di kampus teknik ICPM di Yaoundé (7/8). Dalam kesempatan tersebut, Dubes Agung menekankan pentingnya hidup berdampingan secara damai, semangat persatuan, serta disiplin dalam menyiapkan masa depan.
Kunjungan Dubes Agung diawali dengan pertemuan hangat bersama Uskup Mbalmayo, Mgr. Joseph-Marie Ndi-Okalla, di Katedral Our Lady of the Holy Rosary. Pertemuan ini bermula dari keingintahuan Uskup Joseph-Marie ketika melihat karangan bunga ucapan pelantikan Dubes Agung di Jakarta pada perayaan Idulfitri April lalu. Komunikasi kemudian berlanjut melalui Nunsiatur Apostolik untuk Indonesia hingga akhirnya terwujud pertemuan tatap muka di Mbalmayo.
"Sepertinya Tuhan sudah merancang pertemuan ini. Kami dipertemukan di Jakarta lewat sebuah kebetulan, dan kini bertemu kembali di Mbalmayo," ujar Dubes Agung.
Uskup Joseph-Marie menambahkan, "Hubungan antarbudaya hanya bertahan jika dibangun atas rasa percaya dan persaudaraan. Kehadiran Dubes Agung adalah wujud persahabatan itu."
Dalam kuliahnya, Dubes Agung mengisahkan sejarah Indonesia sebagai negara kepulauan dengan lebih dari 17.000 pulau, ratusan suku, dan lebih dari 700 bahasa daerah yang hidup dalam harmoni. Keberhasilan menjaga persatuan bangsa didukung oleh komitmen pada toleransi, termasuk penetapan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang mempersatukan seluruh anak bangsa.
Antusiasme mahasiswa terlihat dari minat mereka mempelajari Indonesia lebih jauh, termasuk peluang kerja sama pendidikan seperti program pertukaran pelajar, Beasiswa Darmasiswa, dan Beasiswa Kemitraan Negara Berkembang (KNB). Dubes Agung juga berpesan agar mahasiswa membekali diri dengan disiplin dan kesungguhan belajar, guna menjadi pemimpin masa depan yang menjunjung kerukunan dan persatuan.
Kunjungan ditutup dengan dialog akrab di kawasan ekowisata Ebogo di tepi Sungai Nyong. Kedua pihak sepakat menjajaki tindak lanjut kerja sama di bidang pendidikan dan budaya. ICPM, yang didirikan oleh Uskup Mbalmayo, memiliki jurusan teknik, teknologi, dan pelatihan profesional untuk menjawab kebutuhan sosial, ekonomi, dan lingkungan Kamerun.
Meski terpisah jarak, Indonesia dan Kamerun memiliki kesamaan dalam keberagaman budaya, bahasa, dan agama. Kesamaan ini menjadi modal berharga untuk mempererat persahabatan dan membangun masa depan yang damai. Sinergi antara pemerintah dan komunitas religius dalam pendidikan diharapkan dapat menyiapkan generasi muda yang berkarakter, toleran, dan siap menghadapi tantangan global.
Sumber: KBRI Yaoundé