10/08/2025 | Press release | Distributed by Public on 10/07/2025 21:26
Pembukaan |
% Perubahan |
|
EURUSD |
1.1656 |
-0.26% |
GBPUSD |
1.3415 |
-0.11% |
AUDUSD |
0.6582 |
-0.30% |
NZDUSD |
0.5798 |
-1.03% |
USDJPY |
151.89 |
0.41% |
USDCHF |
0.7977 |
0.28% |
USDCAD |
1.3949 |
0.10% |
GOLDUD |
3,986.27 |
0.33% |
COFU |
62.05 |
0.32% |
USD/IDR |
16,555 |
0.00% |
Rabu, 08 Oktober 2025 - Harga minyak pagi ini terpantau bergerak bullish didukung oleh sentimen dari potensi peningkatan permintaan minyak China dan hambatan negosiasi gencatan senjata Gaza. Meski demikian, rilisnya laporan bulanan EIA dan laporan stok API membatasi pergerakan harga lebih lanjut.
China sedang mempercepat pembangunan lokasi cadangan minyak sebagai bagian dari kampanye untuk meningkatkan stok minyak mentah yang semakin mendesak pasca invasi Rusia ke Ukraina yang mengganggu aliran energi global, menurut data publik, pedagang, dan pakar industri. Perusahaan minyak negara termasuk Sinopec dan CNOOC akan menambah setidaknya 169 juta barel penyimpanan di 11 lokasi selama tahun 2025 dan 2026. Dari jumlah tersebut, 37 juta barel kapasitas telah dibangun, menurut sumber tersebut. Berita tersebut mengindikasikan potensi peningkatan permintaan dari negara importir minyak terbesar pertama dunia itu.
Dukungan lainnya datang dari pertemuan hari kedua negosiasi antara delegasi Hamas dan Israel yang berakhir ditunda hingga hari Rabu, sekaligus menunggu bergabungnya Perdana Menteri Qatar dan mediator senior AS dalam negosiasi. Delegasi Hamas pada hari Selasa mengatakan siap mencapai kesepakatan, namun pihaknya menuntut jaminan yang memastikan berakhirnya perang, penarikan penuh Israel dari Gaza, dan segera dimulainya proses rekonstruksi komprehensif di bawah pengawasan "badan teknokratis nasional" Palestina. Tuntutan dari Hamas tersebut menjadi hambatan negosiasi karena tidak dapat diterima oleh Israel.
Sementara itu, EIA memproyeksikan persediaan minyak global akan meningkat rata-rata 2,1 juta bph pada 2026, dibandingkan dengan peningkatan tahunan rata-rata 1,9 juta bph pada 2025. Peningkatan tersebut akan turut menekan harga minyak mentah, untuk jenis WTI akan mencapai rata-rata sekitar $65 per barel tahun ini, atau turun 15% dari tahun lalu, dan untuk jenis Brent mencapai rata-rata sekitar $68,64 per barel, turun hampir 15% dari tahun lalu, tambah EIA dalam laporan Prospek Energi Jangka Pendek bulan Oktober yang dirilis pada hari Selasa. Selain itu, EIA juga menaikkan proyeksi produksi minyak mentah AS menjadi 13,53 juta bph untuk tahun 2025, naik dari proyeksi sebelumnya sebesar 13,44 juta bph, dan sekaligus jauh melebihi angka rekor tahun lalu sebesar 13,23 juta bph.
Turut membebani harga, dalam laporan terbaru yang dirilis oleh grup industri API menunjukkan stok minyak mentah AS melonjak naik sebesar 2,78 juta barel untuk penutupan pekan yang berakhir 3 Oktober. Laporan API tersebut mengindikasikan permintaan yang lesu di pasar minyak AS. Meski demikian, pelaku masih menantikan rilisnya laporan stok resmi versi pemerintah yang akan dirlis pada Rabu malam oleh EIA.
Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak berpotensi menemui posisi resistance terdekat di level $65 per barel. Namun, apabila menemui katalis negatif maka harga berpotensi turun ke support terdekat di level $60 per barel.
Jam |
Data |
Aktual |
Ekspektasi |
Sebelumnya |
21:30 |
USA - EIA Crude Oil Stocks Change |
2.25M |
1.792M |
|
21:30 |
USA - EIA Gasoline Stocks Change |
-1.38M |
4.125M |