Ancaman Netanyahu Dimulai, Harga Minyak Ikut Menguat

Indikator Harga

Fokus Crude Oil:

• Militer Israel klaim telah membunuh seorang jurnalis Al Jazeera yang dituduh sebagai pemimpin Hamas.
• Harga produsen di China turun lebih besar dari yang diperkirakan pada bulan Juli, ungkap data NBS.

************************************************************

Senin, 11 Agustus 2025 - Mengawali pembukaan pekan pagi ini harga minyak terpantau masih bergerak terkonsolidasi. Sinyal dimulainya ancaman Netanyahu, dan kembali merdeupnya harapan gencatan senjata Ukraina menjadi katalis positif bagi harga minyak. Meski demikian, pergerakan juga dibatasi oleh sentimen dari rilisnya data ekonomi China yang lesu, dan pembatasan lebih lanjut terhadap harga minyak Rusia.

Dalam serangan udara yang dilancarkan pada hari Minggu di Gaza, militer Israel mengatakan telah membunuh seorang jurnalis Al Jazeera, Anas Al Sharif, yang dituduh merupakan samaran dari pemimpin Hamas yang bertanggung jawab atas serangan roket yang diarahkan terhadap warga sipil dan pasukan Israel. Tuduhan tersebut dibantah keras oleh para aktivis hak asasi manusia, kelompok jurnalis dan Al Jazeera. Eskalasi situasi tersebut menandai dimulainya ancaman yang dilontarkan oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk mengambil alih Gaza secara penuh.

Dukungan lainnya datang dari serangan drone terbaru yang dilancarkan Ukraina di wilayah Saratov, Rusia selatan, telah menewaskan satu orang dan merusak beberapa apartemen serta fasilitas industri, kata gubernur setempat pada hari Minggu. Kilang minyak milik Rosneft di kota Saratov terpaksa menghentikan operasi awal tahun ini karena alasan keamanan, ungkap sumber industri. Situasi tersebut berpotensi mempengaruhi pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada 15 Agustus di Alaska untuk membahas potensi mengakhiri perang Ukraina.

Sementara itu, Indeks harga produsen (PPI) turun 3,6% secara tahunan pada bulan Juli, ungkap data Biro Statistik Nasional (NBS) yang dirilis pada hari Sabtu, meleset dari perkiraan sebesar 3,3% dan menyamai level terendah hampir 2 tahun yang tercatat pada bulan Juni. Untuk indeks harga konsumen (CPI) dilaporkan stagnan 0,0% pada bulan Juli, dibandingkan dengan kenaikan 0,1% pada bulan Juni, tambah NBS.

Turut membebani harga, Departemen Keuangan Kanada pada hari Jumat mengumumkan rencana untuk bergabung dengan beberapa sekutu terdekatnya dalam upaya menurunkan batas harga minyak Rusia karena perang Ukraina yang masih terus berlanjut. Kanada akan menurunkan batas harga minyak mentah asal Rusia yang diangkut melalui laut menjadi $47,60 dari $60 per barel.

Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak berpotensi menemui posisi resistance terdekat di level $66 per barel. Namun, apabila menemui katalis negatif maka harga berpotensi turun ke support terdekat di level $61 per barel.

DATA EKONOMI HARIAN

Riset Indonesia Commodity and Derivative Exchange

Crude Oil Daily Newsletter