07/22/2025 | Press release | Distributed by Public on 07/21/2025 21:35
Pembukaan |
% Perubahan |
|
EURUSD |
1.1689 |
0.05% |
GBPUSD |
1.3488 |
0.03% |
AUDUSD |
0.6528 |
0.03% |
NZDUSD |
0.5967 |
0.07% |
USDJPY |
147.36 |
-0.11% |
USDCHF |
0.7976 |
-0.10% |
USDCAD |
1.3682 |
-0.06% |
GOLDUD |
3,399.30 |
0.10% |
COFU |
65.77 |
-0.52% |
USD/IDR |
16,325 |
0.00% |
Selasa, 22 Juli 2025 - Harga minyak pagi ini terpantau bergerak bearish dibebani oleh sentimen dari lonjakan ekspor dan produksi Saudi. Selain itu, ketidakpastian arah negosiasi tarif jelang batas waktu yang ditetapkan AS juga turut menjadi katalis yang membatasi pergerakan harga minyak.
Ekspor minyak mentah Arab Saudi naik 25.000 bph menjadi 6,19 juta bph pada bulan Mei, level tertinggi sejak Februari tahun ini, ketika ekspor melebihi 6,5 juta bph, menurut data terbaru dari Joint Organizations Data Initiative (JODI) yang dirilis pada hari Senin. Selain itu, produksi dari eksportir minyak mentah terbesar dunia itu juga dilaporkan melonjak naik sebesar 179.000 bph menjadi 9,184 juta bph pada bulan Mei, yang sekaligus merupakan level tertinggi dalam 23 bulan.
Turut membebani harga, UE sedang menjajaki serangkaian kemungkinan langkah-langkah balasan yang lebih luas terhadap AS seiring dengan memudarnya prospek kesepakatan dagang dengan AS, menurut para diplomat UE pada hari Senin. Sebelumnya AS mengancam akan mengenakan tarif 30% atas impor UE pada 1 Agustus jika kesepakatan tidak tercapai.
Sementara itu, Menteri Keuangan AS Scott Bessent pada hari Senin mengatakan tidak akan terburu-buru untuk mencapai kesepakatan dagang karena pemerintahan Trump lebih mementingkan kualitas perjanjian perdagangan daripada waktunya. Pernyataan Bessent tersebut mengisyaratkan potensi bahwa tidak akan ada ancaman kenaikan tarif lebih lanjut menjelang 1 Agustus, yang menjadi batas waktu bagi negara-negara untuk mencapai kesepakatan dagang dengan AS atau menghadapi tarif yang tinggi.
Dukungan lainnya datang dari pernyataan Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi yang pada hari Senin menegaskan bahwa meskipun program nuklir saat ini dihentikan karena rusak parah selama perang Israel-Iran bulan lalu, namun setelahnya Teheran akan tetap melanjutkan program pengayaan uranium. Penegasan dari Iran tersebut berpotensi memicu sanksi lebih ketat dari AS, yang menolak keras dilanjutkannya program nuklir Teheran.
Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak berpotensi menemui posisi resistance terdekat di level $68 per barel. Namun, apabila menemui katalis negatif maka harga berpotensi turun ke support terdekat di level $63 per barel.
Jam |
Data |
Aktual |
Ekspektasi |
Sebelumnya |
21:00 |
USA - Richmond Fed Manufacturing Index |
-3 |
-7 |