09/25/2025 | Press release | Distributed by Public on 09/26/2025 00:28
WASHINGTON DC, 25 September 25 - Pada tanggal 25 September 2025 Bank Dunia menyetujui Indonesia Electricity Network Transformation/ I-ENET, atau Program Transformasi Jaringan Listrik Indonesia, yang bernilai US$500 juta untuk mendukung upaya Indonesia memodernisasi sistem distribusi listriknya di wilayah Jawa, Madura, dan Bali. Program ini akan mendukung pencapaian tujuan pembangunan sektor energi Indonesia dengan memperluas cakupan integrasi energi terbarukan dan mempercepat transformasi digital jaringan listrik.
Pembangunan ekonomi Indonesia yang berlangsung dengan cepat selama dua dekade terakhir didukung oleh elektrifikasi secara luas dan penggunaan bahan bakar fosil untuk memenuhi kebutuhan energi yang terus meningkat. Seiring pencapaian cita-cita Indonesia untuk menjadi negara berpendapatan tinggi pada tahun 2045, permintaan listrik diperkirakan akan melonjak. Untuk mencapai target emisi nol bersih pada tahun 2060, negara ini perlu mewujudkan sistem perlistrikan yang lebih andal, berkelanjutan, dan tangguh.
"Untuk memenuhi kebutuhan yang terus meningkat akan listrik dari sumber energi terbarukan, jaringan listrik PLN yang andal perlu semakin diperkuat dan dimodernisasi," ujar Darmawan Prasodjo, Direktur Utama PT PLN (Persero). "Program kerja sama ini akan meningkatkan jaringan distribusi kita, sekaligus mendukung tujuan Indonesia untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2060."
Program ini-bagian dari Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN-akan berlangsung mulai tahun 2025 hingga 2032. Program ini mencakup pembiayaan sebesar US$500 juta dari Bank Dunia, pembiayaan mitra sebesar US$491 juta dari PLN, serta mobilisasi modal swasta yang diperkirakan mencapai US$342 juta, khususnya melalui investasi pada sistem pembangkit listrik tenaga surya atap milik pelanggan dan infrastruktur pengisian daya kendaraan listrik.
"Program I-ENET diharapkan dapat menyediakan layanan listrik baru maupun yang lebih baik kepada sekitar 20 juta orang dan mengintegrasikan pembangkit listrik tenaga surya atap milik pelanggan dengan kapasitas total 300 megawatt ke dalam jaringan listrik," ucap Carolyn Turk, Direktur Divisi Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste. "Akses listrik yang andal dan berkelanjutan adalah kunci terwujudnya air bersih, layanan kesehatan, dan penciptaan lapangan kerja, terutama bagi masyarakat yang belum memperoleh pelayanan memadai."
Program I-ENET akan mendapatkan manfaat dari dukungan keuangan yang bertahap (step-up loan) Bank Dunia yang menawarkan suku bunga lebih rendah selama pelaksanaannya serta peluang untuk mengurangi biaya pinjaman jika suatu proyek kembali didanai setelah proyek selesai. Ini akan menjadi program kedua di Indonesia yang memanfaatkan produk inovatif ini, setelah proyek Indonesia Sustainable Least Cost Electrification-2 (ISLE-2) yang disetujui pada bulan Juni 2025.
Bank Dunia memberikan dukungan secara luas terhadap transisi energi di Indonesia, termasuk investasi pada pembangkitan energi terbarukan, modernisasi jaringan, penyaluran tenaga listrik bagi masyarakat yang belum mendapatkan listrik, maupun reformasi kebijakan. Program I-ENET juga merupakan bagian dari Pendekatan Program Multifase (MPA) Bank Dunia, sebuah inisiatif senilai $2,5 miliar untuk mempercepat perluasan dan integrasi jaringan listrik yang bersumber dari energi terbarukan bagi negara-negara di kawasan Asia Timur dan Pasifik yang berpartisipasi dalam kegiatan ini.
Sektor energi dan infrastruktur merupakan salah satu dari lima sektor yang oleh Bank Dunia diidentifikasi mampu menciptakan lapangan kerja setempat dalam skala besar. Sektor ini juga mungkin memiliki ketahanan yang lebih baik dibandingkan banyak sektor lainnya dalam menghadapi berbagai macam kekuatan yang saat ini membentuk kembali tatanan ekonomi global.