10/27/2025 | Press release | Distributed by Public on 10/26/2025 21:40
|
Pembukaan |
% Perubahan |
|
|
EURUSD |
1.1634 |
0.11% |
|
GBPUSD |
1.3322 |
0.10% |
|
AUDUSD |
0.6526 |
0.26% |
|
NZDUSD |
0.5758 |
0.28% |
|
USDJPY |
152.75 |
-0.07% |
|
USDCHF |
0.7963 |
-0.23% |
|
USDCAD |
1.4006 |
-0.19% |
|
GOLDUD |
4,085.70 |
-0.67% |
|
COFU |
61.82 |
-0.36% |
|
USD/IDR |
16,625 |
0.00% |
Senin, 27 Oktober 2025 - Mengawali pembukaan pekan pagi ini harga minyak minyak terpantau bergerak bearish dibebani oleh sentimen dari ancaman sanksi lebih lanjut AS terhadap Rusia guna mempercepat tercapainya kesepakatan untuk mengakhiri perang Ukraina. Meski demikian, isyarat positif kemajuan pembicaraan AS dengan China, serta potensi kembali memanasnya situasi di Gaza menjadi katalis yang dapat mendorong harga kembali bullish.
Presiden AS Donald Trump telah menyiapkan sanksi tambahan terhadap Rusia yang menargetkan sektor-sektor utama Rusia, termasuk perbankan dan perminyakan, jika Presiden Rusia Vladimir Putin terus menunda untuk menghentikan perang di Ukraina, ungkap seorang pejabat AS dan sumber lain pada hari Minggu. Selain itu, beberapa pejabat AS juga mengatakan Trump ingin Uni Eropa ikut meningkatkan tekanan lebih lanjut terhadap Rusia. Isyarat keseriusan Trump dalam menjatuhkan sanksi tersebut memicu harapan akan mempu menekan Rusia untuk mengakhiri perang dengan Ukraina yang telah berlangsung selama lebih dari tiga tahun itu.
Sementara itu, para negosiator AS dan China pada hari Minggu menyepakati kerangka kerja yang akan diputuskan saat Presiden Trump dan Presiden Xi bertemu pada hari Kamis. Menteri Keuangan AS Scott Bessent optimis melalui kerangka kerja yang telah disepakati tersebut akan mencegah AS menerapkan tarif penuh 100% atas barang-barang China pada 1 November nanti, serta menunda rencana pembatasan ekspor China atas mineral tanah jarang selama satu tahun. Isyarat meredanya tensi antara dua ekonomi terbesar dunia itu sekaligus menjadi sentimen positif bagi pertumbuhan ekonomi global, termasuk permintaan minyak.
Dukungan lainnya datang dari komentar Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang pada hari Minggu mengatakan bahwa Israel akan menentukan pasukan asing mana yang akan diizinkan sebagai bagian dari pasukan internasional yang direncanakan di Gaza untuk membantu mengamankan gencatan senjata yang rapuh di bawah rencana Trump. Netanyahu juga menegaskan bahwa Israel adalah negara merdeka, dan menolak anggapan bahwa Israel dikendalikan dan didikte oleh AS. Komentar dari Netanyahu itu memicu kekhawatiran berpotensi meningkatkan kembali ketegangan di wilayah regional tersebut.
Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak berpotensi menemui posisi resistance terdekat di level $64 per barel. Namun, apabila menemui katalis negatif maka harga berpotensi turun ke support terdekat di level $59 per barel.
|
Jam |
Data |
Aktual |
Ekspektasi |
Sebelumnya |
|
21:30 |
USA - Dallas Fed Manufacturing Index |
-8.7 |